Dalam
Pembelajaran terkadang kita merasa jenuh ataupun bosan, timbulnya
terjadi ribut ataupun siswa tertidur. Akibatnya siswa menjadi bosan
dalam belajar, mungkin dari kita yan harus mulai merubah suatu metode
yang lebih menarik dan baru agar mereka selalu terfokus dalam
pembelajaran, misal mengganti metode, bahan ajar, ataupun media yang
menarik agar berkembangnya ilmu pendidikan. Tujuan utama seorang
pengajar ataupun calon pengajar harus mampu membuat peserta didik
terampil dalam berfikir, bercakap, maupun bersosialisi dilingkungan
sekolah maupun masyarakat. Berkembangnya suatu negara itu berasal dari
calon-calon penerus masa depan oleh karena itu kita sebagai harus bisa
membangun dan turut membantu masa depan mereka. Kali ini Phisic Education akan membahas tentang Analisis Kesulitan Penguasaan Konsep banyak
terjadinya kesalahan pada saat mengerjakan soal fisika maupun
matematika itu di sebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah
kurangnya pemahaman konsep, oleh karena itu disini saya akan memberi
masukan kepada calon pengajar untuk menganalisis beberapa faktor
kesalahan konsep tersebut. Penguasaan
konsep merupakan tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu
menguasai/memahami arti atau konsep, situasi dan fakta yang diketahui,
serta dapat menjelaskan dengan menggunakan kata-kata sendiri sesuai
dengan pengetahuan yang dimilikinya dengan tidak mengubah artinya. Untuk lebih jelasnya sobat dapat membaca Skripsi di bawah ini. Semoga coretan tentang Analisis Kesulitan Penguasaan Konsep bermanfaat bagi anda sekian dan terima kasih sobat telah berkunjung kemari.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, dunia kita ditandai oleh
perubahan-perubahan yang sangat cepat dan bersifat global. Hal ini
diakibatkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
cepat. Manusia dituntut untuk tahu banyak, berbuat banyak, unggul,
menjalin kerja sama dengan orang lain dalam menghadapi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di era global yang kompetitif.
Saat ini yang menjadi sorotan dunia adalah perkembangan pendidikan. Pendidikan
ada sejak manusia ada dan berlangsung seumur hidup, sehingga setiap
manusia baik secara sadar atau tidak sadar pasti mengalami atau
mengenyam pendidikan. Bagi yang menyadari akan pentingnya pendidikan,
maka manusia akan merasakan bahwa pendidikan merupakan kebutuhan utama
bagi dirinya, sebab hanya dengan pendidikan manusia dapat merubah
dirinya menjadi lebih baik.
Karena itu, Manusia pula dituntut
untuk banyak belajar. Belajar memainkan peran penting dalam
mempertahankan kehidupan manusia ditengah-tengah persaingan yang sangat
ketat diera globalisasi ini. Dari perspektif agama hal tersebut sesuai
dengan firman Allah SWT dalam Q.S Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya, “…niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat,…”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pustaka yang Menyangkut Variabel Penelitian
1. Belajar
Pengertian belajar yang selalu kita
dapatkan dari setiap ahli menunjukkan variasi yang beragam. Keberagaman
dari pengertian yang diberikan menekankan dapa segi tententu. Belajar
merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan bagi setiap manusia dan
dengan adanya proses belajar akan meningkatkan dan membantu perkembangan
aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Gagne (dalam
Sagala, 2003:17) mengemukakan bahwa “ belajar adalah perubahan yang
terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara
terus menerus bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan
saja”. Sanjaya (2010:229) mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu
proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan tingkah lakuyang bersifat
positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun
psikomotor”. Menurut
Karwono dan heni mularsih (2010:19) mengemukakan bahwa : Belajar pada
hakikatnya adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
interaksi individu dengan lingkungan. Dalam proses belajar secara umum
berlaku prinsip kesiapan (readness), prinsip motivasi (motivation),
prinsip persepsi, prinsip tujuan, prisip perbedaan individual, prinsip
transfer dan retensi, prinsip belajar kognitif, prinsip belajar afektif,
prinsip belajar psikomotor, serta prinsip evaluasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, sebab dalam penelitian ini peneliti berusaha menganalisis kesulitan penguasaan konsep Aljabar yang dialami siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ketapang Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013. Sebagaimana
menurut Arikunto (1997: 245) mengungkapkan bahwa, “ penelitian
deskriptif merupakan penelitian nonhipotesis sehingga langkah
penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis”. Dari uraian diatas, dalam
penelitian deskriptif bukan mengkaji kebenaran teori, melainkan
membangun berdasarkan data yang disimpulkan. Penelitian ini juga
merupakan penelitian nonhipotesis dimana peneliti mengembangkan konsep serta menghimpun fakta tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis.
B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti
dalam penelitian ini adalah sebagai instrumen yang langsung bertindak
sebagai pengumpul data dan pelaku penelitian yang membagikan tes kepada
subjek yang diteliti.
C. Tahap-tahap dalam Penelitian
Rancangan penelitian ini dapat
diartikan sebagai strategi untuk mengatur latar penelitian agar peneliti
memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan
tujuan penelitian.
Selengkapnya Hingga BAB V Download Disini